Wednesday, August 20, 2014

COOPERATIVE LEARNING : POTENSI PENGHALANG PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Sementara baik teori mativasional maupun kognitif mendukung manfaat pencapaian dari pefmbelajaran kooperatif, ada satu potensi penghalang yang panting untuk dihindari jika ingin pembelajar- an kooperatif berjalan efektif secara instruksional. jika tidak dirancang dengan baik dan benar, metode pernbelajaran kooperatif dapat memicu munculnya ”pengendara bebas", atau para pembonceng, di mana sebagian anggota kelompok melakukan semua atau sebagian besar dari seluruh pekexjaan (dan pembelajaran) sementara yag lainnya hanya tinggal mengendarainya. Pengaruh pengendara bebas merupakan suatu  hal yang paling mungkin muncul ketika kelompok memilikj tugas tunggal, seperti ketika mereka diminta mengumpulkan laporan tunggal, menyelesaikan lembar kegiatan tunggal, atau mengerjakan satu proyek saja. Penugasan semacam ini juga dapat menciptakan situasi di mana para siswa yang dianggap sebagai anak yang kurang mampu tidak dipedulikan oleh anggota kelompok yang lainnya. Misalnya, jika tugas kelom- pok adalah menyelesaikan soal matematika yang rumit, ide atau  kontribusi siswa yang dianggap kurang mampu dalam matematika bisa jadi diabaikan atau ditiadakan, dan hanya ada sedikii insentif yang dapat diperoleh pastisipan yang lebih aktif dalam kegiatan penyelesaian masalah untuk punya kesempatan menjelaskan apa yang sedang mereka lakukan kepada anggota kelompok yang kurang aktif. 

Masalah ini, yang kita sebut sebagai ”difusi tangguing jawab” (Slavin, 1983a), dapat menjadi penghalang bagi terciptanya peng aruh pencapaian prestasi dari pembelajaran kobpĂ©ratif. Difusi tanggung jawab dapat ditiadakan dalam pembelajarari kooperatif dengan dua Cara yang prinsipil, Yang pertama adalah dengan membuat masing-masing anggota kelompok berkanggung jawab ataa unit yang berbeda dalam tugas kelompok, seperti dalam jigsaw, Group Investigalion, dan metodefmetode sejenis. Tetapi, bahaya dari tugas-tugas yang terspesialisasi sernacam ini adalah bahwa para siswa mungkin hanya akan belajar banyak mengenai bagian yang mereka kerjakan sendiri, sementara bagian yang lairnnya tidak dipelajari secara mendalam,

Cara kedua untuk menidadakan difusi tanggung jawab ada- lah dengan membuat para siswa bertanggung jawab secara indi vidual atas pembelajaran mereka. Misalnya, dalam metode-metode Pembelajaran Tim Siswa (Slavin, 1986a), masing-masing kelompok dihargai berdasarkan jumlah skor kuis individual atau hasil kerja individual lainnya. Dengan cara ini, tugas-tugas kelompok adalah memastikan bahwa tiap orang telah mempelajari semua materi pelajaran. Tak ada yarig bisa mcnjadi Pengendara Bebas dan bagi seorang anggota kelompok adalah suatu kebodohan jika tidak memedulikan anggota kelompuk lainnya.

No comments:

Post a Comment